Donderdag 26 Februarie 2015

BERSYUKUR SETIAP SAAT

NAMA           : NINNA LISTIYA AULIA RAHMAH
NO PESERTA: 12-120-040
            Dari begitu bagun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah ,sudah berapa kali saya mengucapkan terimakasaih dan bersyukur?. Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari?. Berapa kali saya berterimakasih dan bersyukur di dalam hati ?.  Berapa kali saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terimakasih sampai puluhan kali dan satuhari/ Bahkan ratusan kali? Jawabnya mudah saja: dengan berterimakasih dan bersyukur , kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka diri kita semakin positif dalam melihat segala sesuatu, pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
            Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini , termasuk presepsi diri kita sebagai personofokasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terimakasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat .
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan suskses dalam semalam , namun dengan mengubah mindset(pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan dating dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterimaksih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apapun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan yang keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan”pahala” yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejab. Yang jelas, dengan mengucapkan terimasih kepada orang lain tanpa da rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
Terima kasih” tidak akan perna ditolak oleh orang lain , malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnet yang bisa membantu kita semua dalam memproyeksi diri yang sukses keluar. Jadi, kita ada keragu-raguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat anda untuk menjadi persinifikasi dari sukses itu sendiri.Aammiin…

           
www.aninjola.blogspot.com
           

Maandag 02 Februarie 2015

MAKALAH ANALISA RASIO



Kata Pengantar 
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Berkat bantuannya kami mampu menyelesaikan makalah tentang Analisa Ratio dengan tepat waktu .Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah memperlancar kami dalam membuat makalah ini .Kepada bu Tutik selaku guru akuntansi SMKN 1 JOMBANG,kedua orang tua yang memperbolehkan kami untuk belajar kelompok serta teman-teman yang telah mendukung kami.
Di dalam suatu usaha pasti diperlukan analisa atau penilaian terhadap segala aspek mulai dari aspek produksi sampai keuangan.Untuk aspek keuangan setiap perusahaan pasti memiliki metode penilaian atau yang sering disebut dengan analisa yang berbeda-beda.Namun dalam makalah ini kami hanya akan membahas Analisa Ratio ,baik pengertian ,jenis-jenis dan contoh soal Analisa Ratio.
Kami berharap dengan adanya makalah ini semua orang yang bergerak di bidang akuntansi terutama para pemula dapat lebih memahami tentang Analisa Ratio.Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan ,jika dalam makalah ini ada kata ,kalimat maupun penjelasan yang menyinggung dan membingungkan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
                                               



                                                                                                Jombang,11  Januari 2014

                                                                                                                                                                                                                                                            Penyusun




Daftar Isi :
Halaman judul..........................................................................................................................01
Kata pengantar..........................................................................................................................03
Daftar isi .................................................................................................................................04
Pengertian Analisa Ratio keuangan ........................................................................................05
Jenis-jenis Analisa Ratio Keuangan .......................................................................................06
Keunggulan dan keterbatasan Analisa Ratio keuangan ..........................................................15
Pemakai Analisa Rasio keuangan ...........................................................................................17
Penggunaan Analisa Ratio keuangan ......................................................................................18
Contoh soal Analisa Ratio keuangan .....................................................................................19















v  Pengertian Analisa Ratio Keuangan

Secara umum analisa ratio diartikan sebagai analisa untuk mengetahui hubungan-hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan L/R secara individu /kombinasi dari keduanya.

 Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur  dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)

           Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.




v Jenis-jenis Analisa Ratio
RASIO LIKUIDITAS
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus, 1995).Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi  kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
1.  Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio.

Carrent ratio = Current Asset
Current liabilities

Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.
2.  Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio
Cash Ratio   =   Kas + Efek /Surat Berharga
Current liabilities

                Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.

3.  Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa
Quick ratio= Aktiva Lancar – Persediaan            =Kas +Efek +Hutang
                            Current Liabilities               Current Liabilities

 
4.  Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang  lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.
Net working capital to total asset ratio = Current assetCurrent Liabilities
      Jumlah Aktiva
5. Interval Measure (Defensive interval ratio)
Interval measure menghubungkan antara defensive asset dengan taksiran rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure memberikan informasi kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan  operasi yang paling utama.
Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang
           Taksiran rata-rata pengeluaran

RASIO LEVERAGE

Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diproleh dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus, 1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.
1.  Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt Rasio)
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas.
Debt Rasio =  Total Utang
 Total Aktiva
Atau
         =Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah Modal/Aktiva

2.  Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.
Debt to equity ratio =  Total Utang                 
Modal pemilik
Atau
= H  Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri

3.  Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan modal pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang                     
      Modal pemilik



4.  Tangible Asset Debt Coverage
Rasio ini membandingkan antara aktiva tidak berwujud (setelah dikurangi utang lancer) dan utang jangka panjang dan rasio ini  meninjukan kamampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi jangka pendek.
Tangible Asset debt Coverage = Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar
  Utang jangka panjang
5.  Time Interest Earned (Interest Coverage)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang, rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak dapat berkurang untuk membayar untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak
Bunga utang

6.  Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.
Debt Service Coverage =
                                    Laba sebelum bunga dan pajak
            Bunga utang jangka panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman

7.  Earning Variabiliti
Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba dimasa yang akan datang, Semakin tinggi paribelitas perusahaan menunjukan ketidak pastian diperoleh laba pada perusahaan.
Earning Variability =  Strandar Deviasi (EBIT-EBIT)
   Rata-rata EBIT
 
RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan (Horne and Wachowicz, 1995).
1.  Total Operating Asset Turnover
Total aktiva yang bekerja adalah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode.
Total operating asset turnover = penjualan bersih
     total aktiva
 
Untuk perusahaan ABC tahun 1996 = 3.405 / 1873 = 1818
Rasio ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini mempunyai kelemahan yaitu rasio ini hanya menunjukkan hubungan penjualan atau penghasilan dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang di peroleh. Kelemahan lain adalah bahwa penjualan yang digunakan hasil dari 1 periode saja dan tingkat penjualan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor–faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahan.
2.  Receivables Turnover
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode.Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
    rata-rata

3. Average Collection Periode
Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang  digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.
Average collection periode =                 360 hari
      perputaran piutang dagang 
  =  360 hari . piutang dagang rata-rata
 Penjualan kredit bersih

4. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan ( Inventory ) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan sediaan rata-rata atau sediaan akhir periode.
Perputaran sediaan
 =                                                         penjualan bersih
barang dagangan . rata-rata sediaan pada harga jual
 
atau
perputaran sediaan
 =                                             harga pokok barang dijual
barang dagangan        rata sediaan pada harga pokok barang dijual

Pada perusahaan manufaktur memiliki 3 macam sediaan yaitu:
sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi. Tingkat perputaran pada ketiga macam sediaan dihitung dengan cara sbb:
Perputaran Sediaan 
=                              Biaya Bahan Baku yang Digunakan
   Bahan Baku .Rata-rata sediaan Bahan Baku

atau
Perputaran Sediaan
=                                               Harga Pokok Produksi
                                     Rata-Rata Sediaan Barang Dalam Proses      
 
atau
 
Perputaran Sediaan
 =                                             Harga Pokok Barang Dijual
Barang Jadi . Rata-Rata Sediaan Barang Jadi

5. Average Day’s Inventory
Ialah hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata disimpan, menunjukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan.
Average Day’s Inventory =        Sediaan Rata-rata x 365 hari
                                                         Harga Pokok Barang Dijual
 
Inventory Rata-Rata =               Sediaan Awal + Sediaan Akhir
                                                                                    2

6. Net Working Capital Turnover
Perputaran modal kerja neto ialah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan modal kerja (neto).
Net Working Capital Turnover =          Penjualan Bersih
                                                         Rata-rata Modal Kerja Bersih

7. Fixed Assets Turnover
Perputaran aktiva tetap ialah rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap bersih.
Fixed Assets Turnover =             Penjualan Bersih
                                                       Aktiva Tetap Bersih
 

RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil (Brealey, Myer, Marcus. 1995)
1.  Gross Profit margin
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.
Gross Profit Margin  =     Laba kotor
                                         Penjualan bersih

laba kotor= penjualan bersih - harga pokok barang jual

2.  Operating income Ratio (Opearting profit margin)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
                                                       Penjualan bersih


3.  Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.
Operating ratio         = Biaya operasi      
penjualan bersih

4.  Net Profit Margin
Adalah ratio yang membandingkan  antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.
Net Profit Margin       =Laba setelah bunga dan pajak
    penjualan bersih

5.  Earning Power Of Total Inverstmen
Earning power of total inversment adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.
Earning power of total inversment= Laba sebelum bunga dan pajak
                                                                     Jumlah aktiva yang bekerja

6.  Net Earning Power Ratio
Adalah rasio yang membandingkan laba setelah bung adan pajak setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.
Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak
                                        Jumlah aktiva yang bekerja
 
7.  Rate of Return For The Owners
Adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.
 Rate of Return For The Owners =   Laba bersih
                                                            Modal pemilik

v    Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.



v    Pemakai Rasio Keuangan

Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.

b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.




v    Penggunaan Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :

a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis

Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.


v    CONTOH SOAL ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset  perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Rumus:

=    Laba Bersih Sebelum Pajak
                Total Aktiva

Tahun 2009             Rp22.447.021       =  0.229486415 / 0.23
                                Rp97.814.160

Tahun 2010             Rp21.416.351       = 0.214682081 / 0.21
                               Rp99.758.447   

Rendahnya rentabilitas tergantung pada :

Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.

Rumus :     

Laba bersih sebelum pajak
           Penjualan

Tahun 2009         Rp22.447.021      =  0.331676185 / 0.33   = 33%
                           Rp67.677.518

Tahun 2010          Rp21.416.351     =  0.312058962 / 0.31   = 31%
                            Rp68.629.181    


Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.

Rumus :

  Penjualan         
Total Aktiva

Tahun 2009                 Rp67.677.518   =  0,6918989847686674 / 0.70   = 7%
                                   Rp97.814.160 
                                                         

Tahun 2010                 Rp68.629.181   =  0,6879535825171777 / 0.69  = 69%
                                   Rp99.758.447   
                                                        


Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Rasio solvabilitas terdiri dari:

Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rumus:

Total Hutang
Total Modal

Tahun 2009              Rp48.228.553      = 1.24775506 / 1.25 = 125%
                                Rp38.652.260     

Tahun 2010             Rp43.343.664       =  0.975796748 /0.97
                              Rp44.418.742      

Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp48.228.553  dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25

Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97


Debt Ratio  
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva

Rumus:

Total Hutang
Total Aktiva

Tahun 2009              Rp48.228.553     = 0.4930631 / 0.5          =  5%
                               Rp97.814.160

Tahun 2010              Rp43.343.664     = 0.434486154 / 0.43     =  43%
                               Rp99.758.447 

Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.


Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

Rumus;

Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
                 Beban Bunga 

Tahun 2009        Rp22.447.021   = 10.70956899 / 10.70    = 1070%
                         Rp  2.095.978

Tahun 2010        Rp21.416.351    = 11.10786422 / 11.11   = 1111%
                         Rp  1.928.035


Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.

Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070%  pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035


Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Current Ratio

Rumus:

  Aktiva Lancar  
 Hutang Lancar

Tahun 2009            Rp16.186.024    X 100%    = 0.601864751
                             Rp26.893.125
                                                                       = 60.18% / 60.2%

Tahun 2010            Rp18.730.627    X 100%    = 0.914898662
                             Rp20.472.898
                                                                       = 91%

Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602

Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91

Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.

Rumus:

Aktiva Lancar - Persediaan      X 100%
       Hutang Lancar

Tahun 2009           Rp16.186.024 - Rp128.025       X 100%      = Rp16.057.999   X 100%
                                     Rp26.893.125                                       Rp26.893.125
                                                                                              = 0.597104241
                                                                                              = 59.7% / 60%

Tahun 2010           Rp18.730.627 - Rp90.140         X 100%      = Rp18.640.487   X 100%
                                     Rp20.472.898                                        Rp20.472.898
                                                                                              = 0.910495768
                                                                                              = 91%

Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.

Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91


Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.

Rumus:

  Kas(Bank)             X 100%
Hutang Lancar


Tahun 2009          Rp 7.805.460     X 100%     = 0.290239977
                           Rp26.893.125                      = 29%

Tahun 2010         Rp 9.119.849      X 100%     = 0.445459602
                          Rp20.472.898                       = 44.5%


Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29

Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.445