Kata Pengantar
Kami
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Berkat bantuannya kami mampu
menyelesaikan makalah tentang Analisa
Ratio dengan tepat waktu .Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang telah memperlancar kami dalam membuat makalah ini .Kepada bu
Tutik selaku guru akuntansi SMKN 1 JOMBANG,kedua orang tua yang memperbolehkan
kami untuk belajar kelompok serta teman-teman yang telah mendukung kami.
Di dalam
suatu usaha pasti diperlukan analisa atau penilaian terhadap segala aspek mulai
dari aspek produksi sampai keuangan.Untuk aspek keuangan setiap perusahaan
pasti memiliki metode penilaian atau yang sering disebut dengan analisa yang
berbeda-beda.Namun dalam makalah ini kami hanya akan membahas Analisa Ratio ,baik pengertian
,jenis-jenis dan contoh soal Analisa Ratio.
Kami
berharap dengan adanya makalah ini semua orang yang bergerak di bidang
akuntansi terutama para pemula dapat lebih memahami tentang Analisa Ratio.Demikian kata pengantar
yang dapat kami sampaikan ,jika dalam makalah ini ada kata ,kalimat maupun
penjelasan yang menyinggung dan membingungkan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Jombang,11 Januari 2014
Penyusun
Daftar
Isi :
Halaman
judul..........................................................................................................................01
Kata
pengantar..........................................................................................................................03
Daftar isi
.................................................................................................................................04
Pengertian Analisa Ratio keuangan
........................................................................................05
Jenis-jenis Analisa Ratio Keuangan
.......................................................................................06
Keunggulan dan keterbatasan Analisa Ratio keuangan
..........................................................15
Pemakai Analisa Rasio keuangan
...........................................................................................17
Penggunaan Analisa Ratio keuangan ......................................................................................18
Contoh soal Analisa Ratio keuangan
.....................................................................................19
v Pengertian Analisa Ratio Keuangan
Secara umum analisa ratio
diartikan sebagai analisa untuk mengetahui hubungan-hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca dan L/R secara individu /kombinasi dari keduanya.
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah
penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur
lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang
digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat
analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu
perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial
Ratio Analysis)
Dalam Keown dkk tujuan dari analisis
ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan
oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
v
Jenis-jenis Analisa
Ratio
RASIO
LIKUIDITAS
Likuiditas adalah
tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera
dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus, 1995).Dua
faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva
lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.
Suatu
keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio
likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
1. Current Ratio
Curren ratio adalah
perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga
working capital ratio.
Carrent ratio = Current Asset
Current liabilities
Current ratio
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera
dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan
perusahaan untuk membayar jangka pendek.
2. Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Aktiva perusahaan yang
paling likuid adalah kas dan surat berharga hal yang menyebabkan laporan
keuangan perlu dilihat cash ratio
Cash Ratio = Kas
+ Efek /Surat Berharga
Current liabilities
Cash ratio
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas
yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.
3. Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan
untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm
mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan
beberapa
Quick ratio= Aktiva
Lancar – Persediaan =Kas
+Efek +Hutang
Current
Liabilities Current Liabilities
4. Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva
lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan dapat berubah menjadi kas
dlm jangka pendek, utang lancar adalah
semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara
utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk
menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.
Net working capital to total asset ratio = Current asset
–Current Liabilities
Jumlah Aktiva
5. Interval Measure
(Defensive interval ratio)
Interval measure
menghubungkan antara defensive asset dengan taksiran rata-rata pengeluaran kas
untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure memberikan informasi
kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya
minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan
operasi yang paling utama.
Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang
Taksiran rata-rata
pengeluaran
RASIO
LEVERAGE
Rasio leverage
digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk menanam modal oleh para pemilik
dengan proposinya dengan dana yang diproleh dari para kreditur perusahaan
(Brealey, Myer and marcus, 1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara
: pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca
diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman
yang digunakan perusahaan.
1. Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt
Rasio)
Rasio ini membandingkan
antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya
para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah
rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat
keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas.
Debt Rasio = Total Utang
Total
Aktiva
Atau
=Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah Modal/Aktiva
2. Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan
total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui
berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar
dibandingkan dengan modal pemilik.
Debt to equity ratio = Total
Utang
Modal pemilik
Atau
= H Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri
3. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan
antara utang ajngka panjang dan modal pemilik, rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang janka panjang semakin
rendah rasio semakin aman bagi kreditur.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang
Modal pemilik
4. Tangible Asset Debt Coverage
Rasio ini membandingkan
antara aktiva tidak berwujud (setelah dikurangi utang lancer) dan utang jangka
panjang dan rasio ini meninjukan
kamampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi
jangka pendek.
Tangible Asset debt Coverage = Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar
Utang jangka panjang
5. Time Interest Earned (Interest Coverage)
Rasio ini membandingkan
antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang, rasio ini
menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak dapat berkurang untuk
membayar untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak
Bunga utang
6. Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung
kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukan unsur
pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.
Debt Service Coverage =
Laba
sebelum bunga dan pajak
Bunga utang jangka
panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman
7. Earning Variabiliti
Jumlah beban utang yang
besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba
dimasa yang akan datang, Semakin tinggi paribelitas perusahaan menunjukan
ketidak pastian diperoleh laba pada perusahaan.
Earning Variability = Strandar
Deviasi (EBIT-EBIT)
Rata-rata
EBIT
RASIO
AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah
rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan
dana yang digunakan perusahaan (Horne and Wachowicz, 1995).
1. Total Operating Asset Turnover
Total aktiva yang
bekerja adalah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh
aktiva yang digunakan dalam suatu periode.
Total operating asset turnover = penjualan bersih
total
aktiva
Untuk perusahaan ABC tahun
1996 = 3.405 / 1873 = 1818
Rasio
ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
Rasio
ini mempunyai kelemahan yaitu rasio ini hanya menunjukkan hubungan penjualan
atau penghasilan dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan gambaran
tentang laba yang di peroleh. Kelemahan lain adalah bahwa penjualan yang
digunakan hasil dari 1 periode saja dan tingkat penjualan itu sendiri
dipengaruhi oleh faktor–faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahan.
2. Receivables Turnover
Receivables ini adalah
rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang
rata-rata atau piutang akhir periode.Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
rata-rata
3. Average Collection
Periode
Average collection
periode / rata-rata periode pengumpulan piutang
digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam
piutang.
Average collection periode =
360 hari
perputaran piutang dagang
= 360 hari . piutang dagang rata-rata
Penjualan kredit bersih
4. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan (
Inventory ) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan sediaan
rata-rata atau sediaan akhir periode.
Perputaran sediaan
= penjualan
bersih
barang dagangan . rata-rata sediaan pada harga jual
atau
perputaran sediaan
=
harga pokok barang dijual
barang dagangan rata sediaan pada harga pokok barang
dijual
Pada perusahaan
manufaktur memiliki 3 macam sediaan yaitu:
sediaan bahan baku,
sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi. Tingkat perputaran pada
ketiga macam sediaan dihitung dengan cara sbb:
Perputaran Sediaan
= Biaya Bahan
Baku yang Digunakan
Bahan
Baku .Rata-rata sediaan Bahan
Baku
atau
Perputaran Sediaan
= Harga Pokok Produksi
Rata-Rata
Sediaan Barang Dalam Proses
atau
Perputaran Sediaan
=
Harga Pokok Barang Dijual
Barang Jadi . Rata-Rata Sediaan Barang Jadi
5. Average Day’s
Inventory
Ialah hari rata-rata
sediaan atau hari rata-rata disimpan, menunjukkan hari rata-rata dana tertanam
dalam sediaan.
Average Day’s Inventory = Sediaan
Rata-rata x 365 hari
Harga Pokok Barang Dijual
Inventory Rata-Rata = Sediaan
Awal + Sediaan Akhir
2
6. Net Working Capital
Turnover
Perputaran modal kerja
neto ialah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan modal kerja
(neto).
Net Working Capital Turnover =
Penjualan Bersih
Rata-rata Modal Kerja Bersih
7. Fixed Assets
Turnover
Perputaran aktiva tetap
ialah rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap
bersih.
Fixed Assets Turnover = Penjualan
Bersih
Aktiva Tetap Bersih
RASIO
PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas
menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan
yang telah diambil (Brealey, Myer, Marcus. 1995)
1. Gross Profit margin
Merupakan perbandingan
antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari
penjualan yang merupakan laba kotor.
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan
bersih
laba kotor= penjualan bersih - harga pokok barang jual
2. Operating income Ratio (Opearting profit
margin)
Rasio ini membandingkan
antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
Penjualan bersih
3. Operating Ratio
Merupakan rasio yang
membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya
pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka
untuk biaya operasi.
Operating ratio = Biaya
operasi
penjualan bersih
4. Net Profit Margin
Adalah ratio yang
membandingkan antara laba setelah bunga
dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar bagian dari
penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.
Net Profit Margin =Laba
setelah bunga dan pajak
penjualan
bersih
5. Earning Power Of Total Inverstmen
Earning power of total
inversment adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak,
Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam
sebelum bunga dan pajak.
Earning power of total inversment= Laba sebelum bunga dan pajak
Jumlah aktiva yang bekerja
6. Net Earning Power Ratio
Adalah rasio yang
membandingkan laba setelah bung adan pajak setelah bunga dan pajak dengan
jumlah aktiva kerja.
Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak
Jumlah
aktiva yang bekerja
7. Rate of Return For The Owners
Adalah rasio yang
membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah
modal pemilik.
Rate of Return For The Owners = Laba bersih
Modal pemilik
v
Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding
teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan
Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar
statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari
informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri
lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi
model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time
series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta
melakukan prediksi di masa yang akan dating.
Disamping keunggulan
yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa
keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah
dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan
analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang
dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu
banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari
rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak
pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar
akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia
maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan
kesulitan dalam menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan
teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn
kesalahan.
v
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang
berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi
Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan
menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk
mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan
sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan
kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga
keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang
pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan
lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang
merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang
atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang
akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman.
Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan
terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan
kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di
pasaran.
v Penggunaan Rasio
Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio
banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun
demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a. Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu
rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari
neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement
ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement
ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data yang berasal dari laporan laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisis
Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana
efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba.
v
CONTOH SOAL ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Perhitungan
Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan
perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa
ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
= Laba
Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Tahun
2009 Rp22.447.021 =
0.229486415 / 0.23
Rp97.814.160
Tahun
2010 Rp21.416.351
= 0.214682081 / 0.21
Rp99.758.447
Rendahnya rentabilitas tergantung
pada :
Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya
disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus
:
Laba bersih sebelum pajak
Penjualan
Tahun 2009
Rp22.447.021
= 0.331676185 / 0.33 = 33%
Rp67.677.518
Tahun
2010 Rp21.416.351
= 0.312058962 / 0.31 = 31%
Rp68.629.181
Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk
mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset
perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
Penjualan
Total Aktiva
Tahun
2009
Rp67.677.518 = 0,6918989847686674 /
0.70 = 7%
Rp97.814.160
Tahun
2010 Rp68.629.181
= 0,6879535825171777 / 0.69 = 69%
Rp99.758.447
Perhitungan
Analisis Ratio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang
apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari:
Ratio Hutang Modal (Debt
to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana
modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk
mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
Total Hutang
Total Modal
Tahun
2009
Rp48.228.553 = 1.24775506 / 1.25 = 125%
Rp38.652.260
Tahun
2010
Rp43.343.664 = 0.975796748 /0.97
Rp44.418.742
Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal
sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar
Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti
perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25
Pada tahun 2010 terjadi penurunan
dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh
dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar
Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97
Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Tahun
2009
Rp48.228.553 = 0.4930631 /
0.5 = 5%
Rp97.814.160
Tahun
2010
Rp43.343.664 = 0.434486154 / 0.43
= 43%
Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang
digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan
pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan
pinjaman yang semakin kecil pula.
Times Interest Earned / Coverage
Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya
jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun
2009 Rp22.447.021
= 10.70956899 / 10.70 = 1070%
Rp 2.095.978
Tahun
2010 Rp21.416.351
= 11.10786422 / 11.11 = 1111%
Rp 1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT
Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih
sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar
Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT
Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada
tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan
pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
Perhitungan
Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
Current Ratio
Rumus:
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tahun
2009
Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751
Rp26.893.125
= 60.18% / 60.2%
Tahun
2010
Rp18.730.627 X 100% = 0.914898662
Rp20.472.898
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT
Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar
Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio
perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun
2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan
hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
Aktiva Lancar - Persediaan X 100%
Hutang Lancar
Tahun
2009 Rp16.186.024
- Rp128.025 X
100% = Rp16.057.999 X 100%
Rp26.893.125
Rp26.893.125
= 0.597104241
= 59.7% / 60%
Tahun
2010 Rp18.730.627
- Rp90.140 X
100% = Rp18.640.487 X 100%
Rp20.472.898
Rp20.472.898
= 0.910495768
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt
Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar
Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1,
hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio
mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang
diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang
lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin
quick asset sebesar Rp0.91
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank) X 100%
Hutang Lancar
Tahun
2009 Rp 7.805.460
X 100% = 0.290239977
Rp26.893.125
= 29%
Tahun
2010 Rp 9.119.849
X 100% = 0.445459602
Rp20.472.898
= 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt
Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar
Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
Pada tahun 2010, cash ratio Pt
Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun
2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar
sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh
cash asset sebesar Rp0.445